BREAKING NEWS

Advertisment

Entertainment

Technology

Travelling

Minggu, 04 September 2016

Contoh Laporan Praktikum Kerja Bangku


LAPORAN
PRAKTIK KERJA BANGKU DAN PLAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah 
Praktik Kerja Bangku dan Plat
Rombel 2
Dosen Pengampu : Bapak Sudarman


Disusun oleh :
Nama           : Vicky Kurnia Rahman
NIM             : 5202413059
Prodi            : Pend. Teknik Otomotif, S1

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014








KATA PENGANTAR
Puji syukur  ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat rahmat, taufiq, inayah, dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah penyusunan laporan ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.Tugas Laporan Praktikum ini dikerjakan dalam rangka memenuhi tugas Matakuliah Praktikum Pembentukan Dasar di program studi S-1 Prodi Pendidikan TReknik Otomotif  Jurusan Teknik Mesin FT UNNES  yang dibina oleh Bapak Sudarman dan Bapak fatkhur .
Terwujudnya tugas makalah ini telah melibatkan berbagai pihak. Untuk sumbang saran yang konstruktif yang telah diberikan, kami patut menyampaikanucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1.     Bapak Sudirman selaku dosen matakuliah Praktikum Kerja Bangkuyang telah membimbing selama proses pembelajaran dan praktikum.
2.     Bapak fathur rahman selakuu asisten bapak Sudirman yang telah membimbing saya selama proses pembalajaran dan praktikum.
3.     Teman- teman rombel dua yang yang telah berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan praktikum.
4.     Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung terselesaikannya laporan ini.
Semoga atas bantuan moril dan materiil tersebut, Allah SWT senantiasamelimpahkan kekuatan dan petunjuk-Nya sebagai amal sholeh dan senantiasamendapat balasan karunia yang berlimpah dari- Nya.

                                                                                               
                                                                                                Semarang , 1 juli 2014
                                                                                                                 Penulis





DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..         i
DAFTAR ISI …………………………………………………………..…………………...        ii

BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG …………………………………………….……………………..      1
B. TUJUAN …………………………………………………………………………………     2
C.MANFAAT …………………………………………………….………………………..       2
BAB II  KAJIAN PUSTAKA
A.LANDASAN TEORI……………………………………………………………………       3
B.KESELAMATAN KERJA……………………………….. ……………………………       15
BAB III METODE PRAKTIKUM
A.PELAKSANAAN PRAKTIKUM……………......………..............................................        17
1.PRAKTIKUM MEMBUAT PALU ………………………………………...…………..        17
2.PRAKTIK MEMBUAT MUR DAN BAUT....................................................................        20
3PRAKTIK MEMBUAT ENGSEL……………... ………………………..……………...       23
B.HASIL PELAKSANAAN PRAKTIKUM………………………………………………      26
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN………..………………………………………………..……………...       28
B.SARAN………… ……………………………………………………………………....      28
DAFTAR PUSTAKA…. ………………………………………………….……………....      28

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktikum Pembentukkan Dasar merupakan sebuah mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif yang mana di dalamnya tercakup tiga praktik yaitu pembuatan Palu, Mur serta Baut, dan Engsel. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu mengaplikasikan segala ilmu dan teori-teori yang telah didapatkan di bangku perkuliahan, tetapi juga harus mampu menimba pengetahuan baru dan bekerja sama di tempat mereka melakukan praktek ini.
Mahasiswa teknik mesin calon guru ataupun yang bukan calon guru harus benar-benar memahami dan menguasai kerja bangku sebagai bekal mengajar ataupun bekerja dalam industri, dimana praktik kerja bangku sendiri adalah praktikum teknik dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan produk kerja bangku pada dunia teknik produksi.
Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitikberatkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi.
Kemudian ada beberapa pekerjaan didalam kerja bangku diantaranya mengukur, menandai, menggergaji, mengikir, memahat, mengebor, mengetap, dan menyenei. Sehingga para mahasiswa teknik mesin calon guru ataupun yang bukan calon guru harus selalu memperhatikan proses didalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terdapat didalam praktik kerja bangku tersebut, sehingga akan benar-benar menguasai teknik-teknik dan kecakapan-kecakapan yang diperlukan dalam kerja bangku.


                                                           
B. TUJUAN
Tujuan praktik pembentukan dasar mesin/kerja bangku adalah sebagai berikut :
·         Mahasiswa ahli dalam kerja bangku yang akan memudahkan untuk mencari kerja.
·         Mahasiswa dapat menggunakan mengikir, karena sebagai dasar untuk keahlian kerja bangku selanjutnya.
·         Mahasiswa dapat mengoreksi kesalahan yang terjadi pada saat  kerja bangku.
·         Mahasiswa mengetahui proses untuk menyelesaikan suatu jobsheet.

C. MANFAAT
Manfaat pembentukan dasar mesin/ kerja bangku adalah sebagai berikut :
1.      Para mahasiswa teknik mesin dapat memilih dan menggunakan alat-alat kerja bangku dengan benar.
2.      Para mahasiswa teknik mesin dapat memilih dan menggunakan teknik-teknik pengerjaan suatu benda kerja untuk membuat suatu benda kerja. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) tentang kerja bangku sehingga saat menjadi tenaga pendidik mampu mengajarkan siswanya dengan baik.
3.      Para mahasiswa teknik mesin dapat mengikuti materi teknik permesinan pada tingkat selanjutnya dengan lancar.
4.      Para mahasiswa teknik mesin calon guru dapat menjadikan bekal untuk mengajar kepada siswa-siswanya atas materi kerja bangku yang telah diperolehnya.
5.      Para mahasiswa teknik mesin bukan calon guru dapat menjadikan bekal untuk bekerja di dunia industri.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA
         


A. ALANDASAN TEORI
1. KIKIR
Kikir  terbua dari  baj karbo tingg yan ditemp dan  disesuaikadengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Tangkainya dibiarkan lunak agar kuat. Badan kikir keras dan rapuh, maka hampir semua kikir harus disimpan secara terpisah dan dilindungi untuk mencegah patah. Kikir diklasifikasikan menurut jenis gigi, kekasaran gigi, penampang, dan panjang.
Derajat kekerasan kikir adalah kasar, setengah kasar dan sangat halus. Kemudian guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan membuat sudut 45°, yang lain 70°, kedua-duanya terhadap sumbu memanjang kikir. Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada bahan lunak, misalnya alumunium.

Gambar : Kikir
a. Macam-Macam Kikir
Bastard
Adalah kikir kasar panjang badan 12”, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25 ; s = 0,01 ; n = 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.



Half Smooth
Adalah kikir setengah halus panjang badan 10”, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm, cs = 25 ; s = 0,005 ; n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7.

Smooth
Adalah kikir halus, panjang badan 8” dengan jumlah gigi 20 gigi/cm  cs = 25 ; s = 0,002 ; n = 40 dengan tingkat kehalusan N7 s/d N6.

Kikir bujur sangkar
Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat jalur, menyiku celah dan pundak bujursangkar. Ukuran panjangnya guratan 100 mm hingga 500 mm.
Kikir segitiga
Guratan ganda pada ketiga muka. Digunakan untuk sudut-sudut yang canggung dan lebih kecil daripada 90°. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 300 mm.
Kikir bulat
Guratan tunggal atau ganda. Digunakan untuk permukaan yang lengkung, meluaskan lubang. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 500 mm. Kikir bulat kecil dikenal sebagai alat kikir ekor tikus.
Kikir setengah bulat
Guratan ganda satu permukaan berbentuk cembung. Dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum dan mengikir lengkungan bagian dalam. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 450 mm.
Kikir tipis
Guratannya ganda. Badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis daripada kikir-kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang sempit, misalnya untuk mengepas bubungan kunci pintu.


















Gambar: Macam-macam kikir berdasarkan penampangnya
b. Cara Mengikir
Dalam proses pengikiran perlu memperhatikan:
-          Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja
-          Pencekaman benda kerja
-          Pemegangan kikir
-          Posisi kaki dan badan
-          Gerakan kikir
-          Kebersihan kikir
















Gambar: Cara mengikir

c. Langkah Pengikiran yang Baik
Pemegangan
Cara pemegangan tangkai kikir pihak pabrik sudah memperhatikan anatomi tangan kita. Tangan kanan memegang tangkai dan tangan kiri memegang ujung kikir sebagai pengarah dan pengimbang tenaga dan dorongan.
Posisi kaki dan badan
Usahakan kaki kiri tegak lurus di bawah ragum membentuk sudut 300 dan kaki kanan membentuk sudut 750. Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan panjang kikir yang digunakan, sedangkan jarak antara siku dengan permukaan ragum lebih kurang 5 – 8 cm. Kemudian posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata konsentrasi menghadap pada benda kerja.

Langkah Pengikiran
a. panjang langkah      : langkah optimal, posisi langkah dan langkah nominal
b. gesekan langkah      : arah langkah, jarak gesekan
c. jumlah langkah     : panjang batang kikir, aktifitas orang (normatif) stabil / waktu kecepatan potong pada material (Cs)
Macam Pengikiran
Lurus   :  memanjang / standart, melintang
CCF    :  Cross cut filling ( 45atau 650 ).

d. Perawatan Kikir
Alat-alat kerja bangku tidak boleh diletakkan secara bertumpuk satu dengan lainnya, agar awet penggunaan kikir dan sesuai dengan fungsinya. Kebersihan kikir perlu dijaga untuk efisiensi pengikiran, karena chips yang menempel dialur kikir dapat mempengaruhi pemakanan dan juga kehalusan benda kerja, sehingga setiap 20 – 40 kali (untuk bastard) pengikiran harus dibersihkan dengan file brush dan arah membersihkannya sesuai dengan arah alur kikir.



2. RAGUM
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup,tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.

Gambar: Ragum
Dalam penjepitan benda kerja tidak diharapkan permukaan benda kerja mengalami kerusakan atau cacat karena jepitan rahang ragum. Guna mengatasi hal itu, maka pada saat melakukan penjepitan benda kerja dengan ragum hendaknya rahang ragum dilapisi dengan pelapis. Pelapis tersebut terbuat dari bahan yang lunak seperti baja lunak,pelat tembaga,karet pejal dan pelat seng yang tebal.
Batang ulir dan rumah ragum harus selalu diperiksa dari proses pelumasan. Pada saat ditinggalkan rahang ragum harus selalu dalam keadaan tertutup. Ragum bukanlah merupakan landasan sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan pemukulan benda kerja dengan dengan ragum sebagai landasan. Hal-hal yang pelu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:
1.      Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya.
2.      Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.
3.      Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan mengalami kerusakan/berubah bentuk.
4.      Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum.











Gambar: Cara penjepitan beberapa benda kerja

Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna. Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan. Sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:
1.      Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih tinggi,artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum lebih tinggi
2.      Untuk pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperti memahat, menggergaji, mengikir,mengetap dan menyenai maka kedudukan benda kerja harus serendah mungkin berada di atas rahang ragum.
3.      Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya digunakan pelapis rahang,dimana bentuk pelapis rahang tersebut hendaknya masing-masing berbentuk setengah lingkaran. Bahan pelapis biasanya bisa dari kayu atau dari bahan yang lunak sehingga tidak akan merusak penampang pipa.

3. VICE KLEM
Vice klem adalah plat baja yang salah satu sisi diberi karton, fungsinya untuk melindungi benda kerja agar tidak tergores saat dicekam pada ragum.

4. GERGAJI
Gergaji   digunakan   untuk   memotong   benda   kerja   yang   selanjutnya untuk dikerjakan kembali. Bingkai/Sengkang terbua dari  pip baj yan kua da kaku sengkan yan dapadiatudigunakan   untuk   bermacam-macapanjandari daugergaji.
Dau gergaj terdiri  dari  du maca leta gig pemoton yait gigpemotong satu sisi (single cut) dan dua sisi (double cut)Sedangkan bentuk gigi gergaji   ada yang silang dan ada yang lurus.











Gambar: Gergaji

Tabel 1 Ukuran Mata (Gigi) Gergaji

No.
Jumlah Gigi/
Inci
Kegunaan
1.
14  18
Untuk bahan pejal st.37, tembaga, kuningan,
besi tuang.
2.
22  24
Untuk bahan dengan bentuk tebal dan baja
karbon tinggi.
3.
28  32
Untuk bahan dengan bentuk tipis, pelat,
kawat, pipa yang tipis










5. PALU
Pal dipergunaka untu memuku bend kerj pada pekerjaa memahatmengeling membengkok dan sebagainya Menuru bentukny pal dibedaka dalam beberapa jenis yaitu palu pen mukanya bulat dan bentuk kepalanya lancip, palu konde bentuk muka bulat dan puncaknya seperti bola, palu pen muka segi empat dan puncaknya lancip serta palu tembaga.
Gambar: Palu

6. MESIN BOR
Mesin bor adalah alat untuk melubangi benda kerja dengan tenaga mesin. Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis yaitu mesin bor bangku untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan mesin bor tiang untuk pekerjaan yang lebih besar.

Gambar : Mesin bor meja tombol

Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan mesin bor:
-  Kelengkapan mesin bor ;
-  Jenis bahan yang akan di bor;
-  Pelumasan ;
-  Ukuran garis tengah bor ;
-  Arah putaran dan kecepatan putaran mesin bor ; dan
-  Pencegahan kecelakaan.

7. MATA BOR
Mat bo adala suat ala pembua luban ata alur Mat bor diklasifikasikan menurut ukuran, satuan ukuran, simbol-simbol ukuran, bahan dan penggunaannya. Menurut satuan ukuran, bor dinyatakan dalam mm dan inchi dengan kenaikan bertambah 0,5 mm, misalnya 5;Æ 5,5;Æ 6;Æ 6,5;Æ 7Æ atau dalam inchi dengan pecahan, 1/16”;Æmisalnya  3/32”;Æ 1/8”;Æ 5/32”;Æ 3/16”Æ dan seterusnya, atau bertanda dengan huruf A ÷ Z.





Gambar: Mata Bor

8. SNEI
Snei digunakan untuk membuat ulir luar (baut) secara manual.







Gambar: Snei

9. TAP
Tap digunakan untuk membuat ulir dalam (mur) secara manual. Berbentuk batang berulir luar yang mempunyai sisi alur 3 atau 4. Satu set tap berisi 3 buah, yaitu nomer 1 untuk awal pembuatan ulir (intermediate tap), nomer 2 untuk perluasan/pembentukan ulir (tapper tap) dan nomer 3 untuk penyelesaian (botoming tap). Dilengkapi dengan tangkai tap yang panjang lengan pemutar disesuaikan besar kecilnya diameter tap.
Untuk menentukan lubang bor yang akan ditap, maka kita harus tahu berapa diameter mata bor (twist drill) yang akan digunakan.














Gambar: Tap dan tangkai pemutar tap


10. PENITIK
Penitik atau penanda adalah alat bantu kerja bangku yang digunakan untuk memberi tanda pada benda kerja sebelum dilakukan pengeboran.














Gambar: Penitik

11. PENGGORES
Penggores adalah alat yang berfungsi untuk memberi garis atau goresan pada benda kerja.











Gambar: Penggores

12. SIKU BAJA
Siku baja adalah alat yang berfungsi untuk menguji kesikuan tepi dan melukis garis tegak lurus.








Gambar: Siku Baja

13. MISTAR BAJA
Mistar baja mempunyai panjang 30 cm sampai dengan 100 cm dalam skala satuan mm dan inchi. Alat ini digunakan untuk mengukur panjang dan alat bantu menggores.




Gambar: Mistar Baja

14. JANGKA SORONG (VERNIER CALIPER)
Vernier caliper atau jangka sorong adalah alat ukur presisi, sehingga ia dapat digunakan untuk mengukur benda kerja yang secara presisi atau benda kerja dengan tingkat kepresisian 1/100 mm. Ketelitian dari alat ukur ini biasanya 5/100 mm.
Vernier caliper dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja, kedalaman lubang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari vernier caliper tersebut mencukupi.
    
Gambar: Jangka sorong


B. KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja  adalah masalah penting yang harus selalu diperhatikan guna mencapai sukses menyeluruh dalam praktik kerja bangku dan plat. Sehingga dapat meminimalkan/mencegah kecelakaan saat praktik berlangsung yang dilakukan oleh para mahasiswa. Kemudian upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah kecelakaann kerja adalah sebagai berikut :
- Semua mahasiswa diwajibkan memakai pakaian praktik, yaitu wear pack untuk kemudahan dan kenyamanan saat melakukan praktik serta melindungi tubuh dari segala percikan serbuk besi yang dihasilkan dari pengikiran logam baja ataupun saat mengebor benda kerja.
- Dipasangnya gambar-gambar disertai kata-kata sebagai tanda-tanda peringatan untuk mencegah kecelakaan kerja.
Semua mahasiswa diwajibkan memakai sepatu guna melindungi kaki dari kontak langsung dengan benda tajam, serbuk besi yang dihasilkan dari pengikiran  logam baja, dan benturan benda keras yang mengarah ke kaki pada saat melakukan praktik pengikiran.
- Setelah selesai praktik beberapa mahasiswa membersihkan tempat praktik guna menjaga kebersihan tempat praktik dari sisa-sisa benda kerja seperti serbuk-serbuk besi dan yang lainnya.






















                          BAB III
                                                            METODE PRAKTIKUM


A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. PRAKTIK MEMBUAT PALU
Pada pembuatan palu bahan dan alat yang di gunakan adalah :
-    Gergaji besi
-    Gergaji kayu
-    Kikir kasar dan halus
-    Alat bor (mesin bor dan kelengkapannya)
-    Tangkai palu
-    Mistar baja atau Penggaris
-    Penggores
-    Ragum
-    Penitik
-    Besi ST 37 dengan ukuran panjang x tinggi x lebar (90mm x 20mm x 20mm)
-    Kayu sebagai tangkai atau gagang palu
b.   Gambar Benda Kerja









Gambar : Palu
Gambar : Palu yang disertai ukuran dengan satuan mm
c.       Proses Pengerjaan
1. Proses  membuat  palu dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Siapkan bahan untuk benda kerja yang akan dipakai yaitu besi ST 37.
- Potong bahan dengan menggunakan gergaji tangan dengan ukuran panjang  10 cm atau sekitar 100 mm.
- Gambar sket benda kerja menggunakan spidol/penggores dan penggaris pada bahan hasil pemotongan tersebut sesuai sket diatas.
- Lapisi bahan untuk benda kerja tersebut dengan vice klem kemudian jepit pada ragum.
- Bentuklah ujung palu yang berbentuk lancip atau bulat terlebih dahulu dengan cara memotong sebagian benda kerja menggunakan gergaji besi sesuai garis yang telah dibuat sebelumnya,atau membentuknya dengan cara mengikir pojok ujung besi sehingga menjadi bulat(untuk yang jobshet palu kepala bulat)
- Ratakan dengan cara dikikir sampai dihasilkan bentuk lancip yang diinginkan sesuai garis sket yang telah dibuat.
- Gunakan kikir bulat atau segitiga untuk membuat cekungan melingkar pada benda kerja sesuai dengan sket ada.
- Bentuklah ujung palu yang satunya yang akan menjadi bagian depan palu menjadi bentuk lingkaran (berbentuk tabung) menggunakan kikir biasa.
- Kikirlah sedikit bagian tengah atau badan palu agar rata dan terlihat lebih estetis.
- Perhalus benda kerja menggunakan kikir halus agar terlihat lebih estetis.
2. Untuk membuat lubang pada bagian tengah atau badan palu agar palu dapat dipasangi gagang dengan cara mengebornya menggunakan mesin bor.
Langkah – langkah mengebor badan palu:
- Buatlah 3 titik pada badan palu yang akan dilubangi untuk dijadikan tempat gagang sebagai titik acuan pengeboran.
-  Jepit benda kerja pada ragum mesin bor.
- Pengeboran dilakukan melalui 2 tahap sesuai dengan sket benda kerja, yaitu pertama  menggunakan mata bor  dengan diameter yang lebih kecil daripada bor yang digunakan pada tahap pengeboran tahap kedua yaitu dengan diameter 7,5 mm yang dilakukan selama 3 kali sesuai titik dari penitikan, kemudian kedua dengan bor dengan diameter yang lebih besar yaitu 8 mm dengan mengebor bekas pengeboran tahap pertama. Pengeboran dilakukan dengan dua tahap untuk mencegah terjadinya aus pada mata bor.
- Atur mesin bor pada posisi sesuai dengan tanda penitikan pada benda kerja. Jika sudah sesuai lakukan pengeboran dengan hati-hati dan utamakan keselamatan kerja.
- Pada saat proses pengeboran berilah pendingin (cooler)  pada  mata  bor  untuk  menjaga supaya  mata bor tidak cepat rusak.
-  Lepas benda kerja setelah pengeboran selesai kemudian bersihkan.
- Selesaikan pembuatan lubang untuk gagang sampai benar-benar terbentuk lubang yang diinginkan sesuai sket gambar menggunakan kikir.










     Gambar: hasil dari pengeboran benda palu.

3. Untuk pembuatan gagang palu langkah-langkah yang dilakukan adalah :
- Potonglah kayu dengan gergaji kayu dengan panjang sekitar 250 mm.
- Bentuk kayu tersebut hingga membentuk pegangan bulat/ oval yang nyaman untuk dipegang.
- Pada salah satu ujungnya runcingkan hingga kayu tersebut dapat dipasangkan pada lubang yang ada ditengah palu.
- Pasangkan gagang ke lubang yang tersedia dengan kencang ( tidak ada renggangan) supaya saat digunakan palu tidak lepas.
4. Selanjutnya tinggal penyelesaian akhir benda kerja dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Bersihkan benda kerja dari bekas–bekas pengikiran yang tajam, kerak, dan kotoran-kotoran yang menempel.
- Buat champer pada sisi–sisi benda kerja yang mempunyai sudut 90odan bagian yang lancip dengan ukuran radius 5 mm.
- Beri pelumas benda kerja agar tidak mudah berkarat dan lapisi palu dan tangkainya dengan cat/pilox agar warnanya menarik.

2.  PRAKTIK MEMBUAT MUR DAN BAUT
Pada pembuatan baut dan mur bahan dan alat yang digunakan adalah :
-  Kikir
-    Gergaji besi
-    Alat bor (mesin bor dan kelengkapannya)
-    Tap
-    Snei
-    Jangka sorong
-    Siku -siku
-    Ragum
-    Gergaji tangan
-    Palu
-    Mal segi enam
-    Penitik
- Besi betoneser dengan d= 12 mm, panjang = 130 mm
- Besi dengan d= 22 mm

b.   Gambar Benda Kerja













Gambar : Mur dan baut

Gambar : Mur dan baut yang disertai ukuran dengan satuan mm

c.   Proses Pengerjaan
1. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memotong bahan untuk membuat mur dan baut.
3. Bahan hasil pemotongan dikikir permukaannya sampai rata.
4. Membuat sket pada benda kerja sesuai dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar   diatas.
5. Membuat ulir luar (baut) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Siapkan alat dan bahan, bahan yang digunakan adalah besi betoneiser diameter 12 mm dengan panjang 130 mm, alat yang digunakan adalah kikir, ragum, dan snei.
- Jepit besi pada ragum kemudian lakukan penguliran luar menggunakan snei ukuran M12 . 1.5 (ulir metris diameter 12mm dan kedalaman ulir 1,5mm). Pada saat penguliran benda kerja harus dalam keadaan tagak lurus pada ragum dan snei, hal ini bertujuan agar ulir yang dibuat tidak rusak, dan bisa dipakai ( cocok pada mur nya).
6. Membuat ulir dalam (Mur) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Siapkan alat dan bahan, bahan yang digunakan adalah besi dengan diameter 22mm, alat yang digunakan adalah ragum, kikir, mal segi enam, mesin bor, penitik dengan diameter bor 10 mm, dan tap M12. 1,5.
- Buat garis pada benda kerja dengan menggunakan mal segi enam.
- Kikir benda kerja membentuk segi enam sesuai dengan garis yang ada pada benda kerja.
- Setelah benda kerja membentuk segi enam, cari titik pusatnya, kemudian gunakan penitik untuk menitik titik tersebut (hal ini dilakukan agar pada saat pengeboran bor tidak melenceng dari titik yang sudah ditentukan).
- Jepit benda kerja pada ragum mesin bor, kemudian bor benda kerja dengan bor diameter 10 mm.
- Lakukan pengetapan benda kerja pada ragum dengan menggunakan tap M12.1,5. Pada saat pengetapan dilakukan dengan melalui 3 tahap yaitu mengetap dengan tap nomor 1 yang fungsinya untuk awalan, kemudian tap nomor 2 untuk pembentukan ulir, dan nomor 3 untuk tahap penyelesaian.
- Pada saat pengetapan posisi benda kerja harus tegak lurus agar ulirnya terbentuk sempurna dan dapat dipasangkan dengan bautnya.
- Camper pada keenam sisi mur agar tidak tajam.
7.  Membuat kepala baut dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Masukkan mur pada salah satu ujung baut yang telah disnei sepanjang 10 mm.
- Kencangkan mur dan keling ujung baut yang tersisa dengan cara dipukul dengan palu.
- Kemudian kikir bekas keling sampai rata.
8.  Finishing dengan membersihkan dan mengikir bagian permukaan yang masih          tajam.
9.   Memberpelumas pada mur dan baut agar tidak mudah berkarat.


3. PRAKTIK MEMBUAT ENGSEL
Ketika Membuat engsel alat dan bahan yang harus disiapkan adalah:
-  Kikir
-    Gergaji besi
-    Alat bor (mesin bor dan kelengkapannya)
-    Mistar baja atau Penggaris
-    Penggores
-    Ragum
-    Tang
-    Palu
-  Plat besi dengan tebal = 2 mm, panjang = 75 mm, lebar = 55 mm
-  Paku dengan diameter 4 mm




b.   Gambar Benda Kerja










 Gambar : Engsel





























Gambar : Engsel yang disertai ukuran dengan satuan mm

c.   Proses Pengerjaan
1. Membuat profil ( bentuk ) engsel dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
- Potong plat besi dengan menggunakan gergaji besi dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran sebenarnya dengan maksud untuk toleransi dalam pengerjaanya dengan panjang 77 mm dan lebar 54 mm.
- Gambarlah sket benda kerja pada plat hasil pemotongan sesuai gambar benda kerja diatas menggunakan spidol / penggores dan penggaris.
- Jepit benda kerja pada ragum dan gunakan pelapis untuk menghindari kerusakan benda kerja.
- Bentuklah benda kerja sesuai dengan gambar diatas menggunakan kikir dan gergaji sampai membentuk ukuran sesuai dengan gambar diatas, kemudian setelah mendekati ukuran yang diinginkan gunakanlah kikir halus.
2. Membuat 3 lubang pada masing-masing plat dengan menggunakan mesin bor dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Lakukan 3 penitikan pada masing-masing plat sebagai acuan dalam membuat  lubang.
-  Jepit benda kerja pada ragum mesin bor.
- Setting mesin bor sesuai dengan bekas penitikan pada benda kerja.
- Pengeboran pada awal menggunakan mata bor berdiameter 3 mm yang dilanjutkan dengan bor berdiameter 5 mm. Kemudian pada akhir pengeboran gunakanlah counter sink pada lubang yang telah dibor untuk dudukan kepala sekrup.
- Lakukan pengeboran dengan hati-hati dan utamakan keselamatan kerja
  dan selama proses pengeboran sekali-kali dilakukan pemberian pendingin (cooler)  pada  mata  bor  untuk  menjaga supaya  mata bor tidak cepat aus.
- Lepas benda kerja setelah pengeboran selesai.
3. Melipat benda kerja dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Jepit benda kerja pada ragum, gunakan pelapis untuk menghindari kerusakan benda kerja.
- Lipat kedua plat sampai membentuk silinder sebagai tempat pasak dengan menggunakan palu.
- Setelah tempat pasak terbentuk, ikatkan kedua plat dengan menggunakan paku pada tempat pasak.
- Keling ujung paku dengan memukul menggunakan palu hingga paku tidak bisa keluar dari tempat pasak.
4. Finishing benda kerja dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Bersihkan benda kerja dari bekas–bekas pengikiran yang tajam, kerak, dan kotoran-kotoran yang menempel.
- Berilah pelumas pada benda kerja agar tidak mudah berkarat dan lapisi engsel dengan cat/pilox agar warnanya menarik.




B. HASIL PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktik kerja bangku dilaksanakan selama 12 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
1.      Praktik pertama yaitu membuat palu yang selesai dalam 6 kali pertemuan. Kemudian benda kerja (palu) yang penulis hasilkan sebagian besar sudah sesuai bentuknya seperti pada jobsheet, tetapi untuk ukurannya masih kurang tepat sesuai dengan jobsheetnya atau kurang presisi karena masih belum mahirnya penulis dalam menggunakan alat-alat kerja bangku saat melaksanakan praktik disertai  beberapa jenis alat yang digunakanpun kurang layak pakai seperti kikir, gergaji, dan ragum. Kemudian benda kerja yang dihasilkan kurang lebihnya seperti gambar di bawah ini :











Gambar : Palu
2.      Praktik kedua yaitu membuat mur dan baut yang selesai dalam 5 kali pertemuan. Kemudian benda kerja (mur dan baut) yang penulis hasilkan sebagian besar sudah sesuai bentuknya seperti pada jobsheet, tetapi untuk ukurannya masih kurang tepat sesuai dengan jobsheetnya atau kurang presisi karena masih belum mahirnya penulis dalam menggunakan alat-alat kerja bangku saat melaksanakan praktik disertai  beberapa jenis alat yang digunakanpun kurang layak pakai  seperti kikir, ragum, gergaji, tap, dan snei.  Kemudian benda kerja yang dihasilkan kurang lebihnya seperti gambar di bawah ini :









                                                Gambar: Mur dan Baut

3.      Praktik kedua yaitu membuat engsel yang selesai dalam 4 kali pertemuan. Kemudian benda kerja (engsel) yang penulis hasilkan sebagian besar sudah sesuai  bentuknya seperti pada jobsheet, tetapi untuk ukurannya masih kurang tepat sesuai dengan jobsheetnya atau kurang presisi karena masih belum mahirnya penulis dalam menggunakan alat-alat kerja bangku saat melaksanakan praktik disertai  beberapa jenis alat yang digunakanpun kurang layak pakai seperti kikir, ragum, dan gergaji. Kemudian benda kerja yang dihasilkan kurang lebihnya seperti gambar di bawah ini :













                                                Gambar : Engsel



BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mata kuliah praktikum pembentukan dasar melatih mahasiswa teknik mesin dalam ketelitian dimana dalam hal ini adalah mengukur kerataan sisi dari sebuah benda, kesikuan dan juga dimensi dari benda, serta tepat waktu dimana dalam hal ini adalah para mahasiswa harus bisa menyelesaikan  atau membuat benda kerja sesuai dengan waktu yang telah diberikan  oleh dosen mata kuliah Praktik Pembentukan Dasar Mesin. Kemudian persyaratan kompetensi mahasiswa teknik mesin dan kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman dalam praktik kerja bangku dan pelaksanaannya atau proses pengerjaanya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar penguasaan alat tangan, teknik-teknik atau langkah-langkah yang digunakan,  tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja.
B. SARAN
Dalam proses melaksanakan praktik ada sebagian mahasiswa yang belum begitu mahir menggunakan alat dan belum begitu menguasai cara pembuatan bahan.Oleh sebab itu saya memberikan saran agar Bapak Pengampu  lebih memerhatikan dan memberikan mahasiswanya tata cara dan proses membuat bahan dengan benar dan baik . Dan saya harap alat-alat yang digunakan dalam kondisi baik, soalnya kebanyakan alat sudah tidak layak pakai.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/5771374/PRAKTIKUM_KERJA_BANGKU
doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/.../PENGENALAN+ALAT+BANGKU



 
Copyright © 2014 Kumpulan Otomotive. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates