BREAKING NEWS

Advertisment

Selasa, 30 Agustus 2016

PRINSIP KERJA SISTEM EFI LENGKAP




Sistem EFI
Sistem EFI dibuat untuk mengukur jumlah udara yang diisap dan untuk mengontrol pengijeksian bahan bakar yang sesuai.
A.    Prinsip Kerja Sistem EFI
Prinsip kerja bahan bakar EFI merupakan penyempurnaan dari sistem bahan bakar yang menggunakan karburator. Prinsipnya dengan karburator tidak jauh berbeda hanya saja metode yang berbeda yaitu mengadopsi prinsip kerja bahan bakar motor disel yang dipadukan dengan prinsip micro controller sehingga dapat merubah dan mencampur bahan bakar dengan udara dengan perbandingan dengan jumlah yang tepat pada berbagai kondisi engine, hingga menjadi gas yang sempurna dan sangat mudah terbakar yang menghasilkan kendaraan lebih efisien dan ramah lingkungan karena tidak banyak bahan bakar yang terbuang.
B.     Macam-macam Sistem EFI
1.      Tipe D-EFI
Tipe D-EFI atau D-Jetronic “dari bahasa Jerman DRUCK” yang berarti tekanan, yaitu sistem yang mengatur banyaknya udara masuk ke intake manifold diukur berdasarkan kevakuman.
2.      Tipe L-EFI
Tipe L-EFI atau L-Jetronic “dari bahasa jerman LUFT” yang berarti udara, yaitu sistem yang mengatur banyaknya udara masuk ke intake manifold diukur berdasarkan kecepatan aliran udara.
C.    Susunan Dasar Sistem EFI
Sistem EFI secara umum dapat dibagi menjadi tiga sistem fungsi, yaitu :
1.      Sistem control udara masuk ( air induction sensor )
2.      Sistem distribusi bensin ( fuel delivery system )
3.      Sistem control elektronik ( electronic control system )
D.    Nama-nama Komponen dan Fungsi Sistem EFI
1.      Sistem induksi Udara ( air induction sensor )
Udara bersih dari saringan udara masuk airflow meter dengan membuka measuring plate, besar pembukaan ini bergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk ke intake chamber yang dipengaruhi oleh lebar throttle terbuka.
a.       Throttle body
Throttle body merupakan kompone sistem kontrol udara sebagai saluran utama yang dilalui oleh udara, sebelum masuk ke intake manifold.
Di dalam throttle body ini terdapat :
-          Throttle valve
-          TPS (Throttle position sensor)
-          IAC ( Idle air control)
-          FIAC ( Fast idle air control)
-          ISAS ( Idle speed adjusting screw)
b.      Throttle postion sensor
Throtlle position sensor berfungsi mendeteksi sudut pembukaan throttle valve. TPS dihubungkan langsung dengan sumbu throttle valve, jika throttle valve bergerak, TPS akan mendeteksi perubahan pembukaan throttle valve. Selanjutnya dengan menggunakan tahanan geser, perubahan tahanan ini dikirim ke ECU sebagai input untuk koreksi rasio udara dan bensin.
c.       Intake air temperatur
Sensor temperatur udara masuk ini biasa terpasang pada air cleaner atau hose antara air cleaner denganthrottle body. Sensor temperatur udara masuk ini berupa thermistor dengan bahan semikonduktor yang mempunyai sifat semakin panas temperatur maka nilai tahanannya semakin kecil.
d.      Air flow meter
MAF (Massa Air Flow Meter) salah satu jenis sensor dengan tipe measuring plate, yang terdiri atas plat pengukur, pegas pengembali, dan potensiometer.
Udara yang masuk ke intake air chamber akan dideteksi dengan gerakan membuka dan menutup plat pengukur. Plat pengukur ini ditahan oleh sebuah pegas pengembali. Plat pengukur dan potensiometer  bergerak pada poros yang sama  sehingga sudut membuka plat pengukur ini akan diubah nilai tahanan potensiometer. Variasi nilai tahanan ini akan dirbah menjadi output voltage sensor ke ECM sebagai dasar untuk menentukan jumlah udara yang masuk ke intake air chamber.
e.       Fast idle air control
Fast idle air control terbuat dari thermo wax yang bekerjanya sesuai dengan temperatur mesin. Bila temperatur masih dingin, thermo wax belum mengembang sehingga jumlah udara yang masuk melalui saluranbypass menjadi lebih banyak. Saat temperatur mesin panas, thermo wax akan mengembang sehingga saluranbypass akan menyempit. Jumlah udara yang masuk menjadi berkurang, putaran mesin ke putaran idle
2.      Sistem Bahan Bakar ( Fuel System)
perbedaan paling mendasar antara sistem karburator dengan sistem injeksi pada suplai system bahan bakar adalah  pada sistem injeksi, suplai bahan bakar dari tangki bensin ke ruang bakar dikontrol secara elektronik oleh ECM, sedangkan pada sistem carburator, suplai bensin dari tangki ke ruang bakar masih dikontrol oleh kunci kontak.
Komponen utama dari fuel delivery system adalah :
-          Fuel Pump
-          Fuel Filter
-          Fuel pressure regulator
-          Pulsation dumper
-          Injector
a.       Fuel Pump
Pada semua tipe mesin dengan injeksi, penempatan pompa bensin selalu ada di dalam tangki bensin. Tipe yang digunakan adalah elektrik dengan motor listrik. Pompa terdiri atas motor, pompa itu sendiri, check valverelief valve dan filter yang diletakkan di saluran masuk pompa.
b.      Fuel Filter
 Fuel Filter berfungsi menyaring kotoran–kotoran dan partikel asing lainnya dari bensin supaya tidak masuk ke injektor. Fuel filterdipasangkan pada saluran tekanan tinggi dari fuel pumpFuel filter ada yang diletakkan di luar tangki bensin, ada juga yang diletakkan di dalam tangki bensin.
c.       Fuel pressure regulator
Fuel Pressure Regulator berfungsi mengatur tekanan bensin yang ke injector – injector. Jumlah injeksi bensin dikontrol sesuai lama signal yang diberikan ECU ke injector. Oleh karena itu tekanan tetap pada injektor harus dipertahankan.
d.      Pulsation dumper
Pulsation damper terpasang pada delivery pipe berfungsi menyerap variasi tekanan bensin yang diakibatkan perubahan kevakuman intake manifold dan penginjeksian bensin oleh injector untuk membantu mempertahankan tekanan bensin pada 2,1–2,6 kg/cm2 di dalam pipa pembagi (delivery pipe)
e.       Injector
Injektor adalah nosel electromagnet yang bekerjanya dikontrol oleh ECU untuk menginjeksikan bensin ke intake manifold. Injektor dipasangkan di ujung intake manifold dekat intake port(lubang pemasukan) dan dijamin oleh delivery pipe.
3.      Sistem Pengontrol Elektronik (electronic control system)
Selain ECU yang berfungsi untuk mengontrol  besar penginjeksian bensin dan seluruh aktivitas elektronik, pada mesin terdapat pula sensor – sensor selain yang sudah dijelaskan di atas yang berfungsi sebagai sistem koreksi air fuel ratio dan juga sebagai ignition control system. Sensor – sensor yang dimaksud akan dijelaskan bersama dengan electronic control system yang juga akan membahas lebih detail kerja dari pada ECU.      
Sensor-sensor itu adalah :
-          ECT (electronic control temperatur)
-          TPS (Throttle postion sensor)
-          VSS (Vehicle speed control)
-          CMP (camshaft position sensor)
-          CKP (crankshaft position sensor)
-          Oxygen Sensor
a.       ECT (electronic control temperatur)
T terbuat dari thermistor, yaitu sebuah variable resistor yang dipengaruhi oleh temperatur. Kerja ECT sama dengan IAT, hanya fungsi pendeteksiannya yang berbeda. ECT berfungsi mendeteksi temperatur air pendingin mesin sebagai input ECM untuk mengoreksi besar penginjeksian bensin pada injector. ECT juga berfungsi sebagai kontrol temperatur air pendingin mesin kepada pengemudi melalui temperature gauge pada instrument panel.
b.      TPS (throttle postion sensor)
Throttle Position Sensor (TPS) dihubungkan dengan throttle valve shaft pada throttle bodyuntuk mendeteksi pembukaan throttle valve.
c.       VSS (vehicle speed sensor)
Sensor ini dipasangkan pada transmisi dan digerakkan oleh driver gear poros output. Jenis VSS yang digunakan adalah tipe MRE ( Magnetic Resistance Element ). Signal yang dihasilkan oleh VSS berupa gelombang bolak – balik, oleh komparator (yang terdapat di speed sensor pada panel instrument) gelombang bolak – balik tersebut dirubah menjadi sinyal digital yang kemudian dikirim ke ECU.
d.      CMP (camshaft position sensor)
CMP sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat  di dalam sensor case dan tidak dapat distel maupun diperbaiki. Sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi melalui putaran signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft  untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve.
e.       CKP (crankshaft position sensor)
Sensor CKP digunakan sebagai sensor utama untuk mendeteksi putaran mesin, output signal dari CKP sensor dikirim ke ECU untuk menentukan besar basic injection volume. Selain digunakan untuk mendeteksi putaran mesin, sensor CKP juga digunakan sebagai sensor utama sistem pengapian. Output signal dari sensor CKP digunakan ECU untuk menentukan ignition timing.
f.       Oxigen Sensor
Sensor O2 dipasangkan di exhaust manifold yang berfungsi untuk mendeteksi konsentrasi oksigen pada gas buang kendaraan, menghitung perbandingan udara dan bensin, dan menginformasikan hasilnya pada ECU. Bila kadar oksigen pada gas buang tinggi, ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu kurus (lebih banyak udaranya), Bila kadar oksigen pada gas buang rendah, ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu gemuk (lebih banyak bensinnya ).

Share this:

1 komentar :

 
Copyright © 2014 Kumpulan Otomotive. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates